Masyarakat Harus Kawal Upaya Pemerintah Kembalikan Nilai Tukar Rupiah

22-10-2018 / KOMISI XI

Anggota Komisi XI DPR RI Hendrawan Supratikno menyatakan bahwa isu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jangan dibuat berlarut-larut. Ia meminta agar masyarakat mengawal upaya-upaya pemerintah dalam rangka mengembalikan nilai tukar rupiah dan memperkuat daya saing.

 

Legislator PDI-Perjuangan ini menyampaikan, pelemahan nilai tukar rupiah ini diindikasikan akan berlangsung hingga pertengahan 2019 nanti. Maka, ia menekankan kepada masyarakat dan para pelaku usaha agar dapat bekerja sama memanfaatkan pelemahan rupiah ini untuk memperbaiki daya saing Indonesia.

 

“Memang kalau kita lihat ada dugaan pelemahan rupiah ini akan berlangsung sampai pertengahan tahun 2019. Tetapi sebenarnya sejarah rupiah melemah bukan hal yang baru. Sejarah Indonesia merdeka itu hampir identik dengan sejarah pelemahan rupiah,” ujarnya pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI dengan civitas akademika Universitas Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (18/10/2018).

 

Selanjutnya, Hendrawan menambahkan bahwa saat ini diharapkan para pelaku usaha dapat memanfaatkan segala peluang sekecil apapun untuk menjaga daya saing Indonesia di pasar Internasional. Ia menjelaskan bahwa untuk me-rebound nilai tukar rupiah itu memang membutuhkan tenaga yang besar dan waktu yang lebih lama. Akan tetapi, ia tidak menampik bahwa Indonesia akan dapat melakukannya pada suatu hari nanti.

 

“Jangan sampai pelemahan rupiah yang seharusnya membuat produk-produk kita memiliki daya saing di pasar internasional tidak bisa kita manfaatkan seperti itu. Nah tentu untuk perencanaan jangka panjang memang kita harus membangun daya saing nasional yang kuat agar rupiah tidak melemah lagi, menguat. Tapi itu nanti prosesnya panjang,” tukasnya.

 

Diketahui, langkah-langkah pemerintah dalam mengembalikan nilai tukar rupiah disebut Hendrawan meliputi menaikkan suku bunga dalam negeri, memberikan insentif terhadap devisa hasil ekspor, memberikan sinyal bahwa kredit masih ekspansif, kemudian anggaran belanja negara diperkuat dan defisitnya diperkecil, dan mengurangi transaksi berjalan.

 

“Tidak perlu takut masyarakat Indonesia dengan fenomena tersebut, itu sebabnya Gubernur Bank Indonesia mengatakan bahwa kalau sudah di atas Rp 15 ribu memang kita akan mengalami kiamat? Kan tidak. Orang dari dulu juga terus naik kok,” pungkas legislator dapil Jawa Tengah itu. (eps/sf)

BERITA TERKAIT
Lonjakan Kenaikan PBB-P2 Dampak Pemangkasan DAU dan Tuntutan Kemandirian Fiskal
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Amin Ak menyoroti lonjakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)...
Pidato Ambisius Presiden Harus Menjadi Nyata, Realistis, Terukur, dan Berpihak kepada Rakyat Kecil
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Hanif Dhakiri mengatakan, pihaknya mendukung penuh target ekonomi Presiden Prabowo 2026...
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...